Bahagia adalah Fitrah

◾◾◾◾◾◾
Bro and Sis Fillah~
Kebahagiaan itu Lahir dari sebuah Rasa. Betul tidak?

Makan Nasi Padang.. Hmm.. Nasi sama Rendang pakai daun singkong dicocol sambal ijo.. hmm.. Gimana Rasanya? Rasanya Enak.. lalu timbulah rasa Bahagia?!
Minum Es Teler, hmm apalagi pas di suana yang lagi panas-panasnya, diambil satu sendok gitu, lalu perlahan-lahan dimasukan ke mulut, lidah pun merasakan sensasi dingin menyegarkan.. hmm.. Gimana rasanya? Enak? Bahagia?

Itu baru kebahagiaan yang lahir dari Indra Perasa.. Betul..

Apalagi kalau ditraktir, hmm ikhlas makannya, ikhlas nambah lagi..
Bahagia? Yaaahh~
Itu adalah kebahagiaan yang lahir dari Hati.
Sudah dapat makan enak, bisa nambah dan ditraktir lagi.

Nah pertanyaannya jika Anda berada diposisi yang meneraktir dan tau-tau teman Anda sekonyong-konyong nambah lagi, lagi dan lagi..

Apakah Anda merasa Bahagia dan Ikhlas meneraktirnya?

Hmm.. Ada dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama, Jika Hati Anda bersih, dengan niatan beribadah sebagaimana Hadits Rasul, yang mengatakan

“Islam yang paling baik adalah Memberi makan orang yang membutuhkan, memberi salam kepada orang yang dikenal maupun yang tidak dikenal.”

Maka akan ada rasa kebahagiaan ketika meneraktir teman Anda itu.

Kemungkinan kedua, timbul gejolak dalam diri. Wadidaw! Rakus amat dah nih orang, kaga liat duit gua pas-pasan. Besok-besok gua ga akan nraktir nih orang lagi dah.

Ada yang begitu?

Nah dari sini kita bisa mengetahui bahwa bahagia, gelisah muncul dari dalam hati.

Dan Keikhlasan itu perlu diupayakan dengan apa?
Dengan mendekatkan diri kepada Pemilik Hati itu sendiri, yaitu Allah SWT.
Jika hati ini ingin bersih, bening, segera letakan pikiran dan hati kita hanya mengharapkan Ridha Allah.

Bro and Sist Fillah~
Setiap manusia seharusnya hidup dalam kebahagiaan, karena menurut fitrahnya, manusia itu diciptakan dengan berbagai kelebihan dan kesempurnaan.Manusia adalah makhluk sebaik-baik ciptaan Allah. Artinya, manusia adalah ciptaan Allah yang palin sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain.

------
"Dan sungguh,Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna." (QS. Al-Isra:70)

---------

Dalam bukunya Kabir Helminski yang berjudul: The Knowing Heart: A Sufi Path of Transfromation. Menurutnya manusia sempurna adalah refleksi dari sifat-sifat Allah. Dan Allah memiliki sifat yang tidak terbatas yang 99 diantaranya disebutkan di dalam Al-Qur’an.

Kesempurnaan manusia adalah takdir bawaan kita, yang memerlukan hubungan yang harmonis antara kesadaran kita dengan rahmat ilahi.

Maka sesungguhnya seseorang yang selalu merasakan nikmat iman dan islam merupakan kebahagiaan tertinggi. Karena hadiah yang Allah berikan kepada mereka adalah ketenangan dan kedamaian hati dan pikiran, ditengah kemelut kehidupan yang menerpa.

Lalu bagaimana caranya agar kita dapat merasakan nikmat iman dan islam, tenggelam dalam ketaqwaan serta meraih kebahagiaan yang hakiki?

Allah janjikan pada setiap orang beriman kalau dia mampu menjemput hidayah Allah maka ia akan menggenggam ‘aflah’ dalam dirinya. Setiap pekerjaannya sukses dan hidupnya bahagia.

(qad aflaḥal-mu`minụn) Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (QS. Al-Mu’minun [23]: 1)

Jika ingin sukses dan bahagia jemputlah hudan (jemputlah hidayah-hidayah Allah)

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” QS. Al-Ankabut [29] ayat 69

Ada 2 secara umum petunjuk Al-Qur’an bagaimana kita bisa meraih hidayah Allah, yaitu:
1. Petunjuk yang diperintahkan langsung oleh Allah untuk dipraktekan (dalam bentuk ibadah ritual)

2. Hidayah bisa ditemukan lewat kitab suci yang diturunkan pada setiap Nabi dan Rasul (memahami isi Al-Qur'an dan menjadikannya sebagai pedoman hidup)

Banyak diantara kita saat ini, sekarang ini, sedang meratapi kekurangan-kekurangannya, penyesalan-penyesalannya di masa lalu (hal2 yang menghambat kebahagiaan).

Dan perhatikan ini Brother and Sister Fillah~

Bahwa menerima kekurangan-kekurangan yang kita miliki saat ini adalah awal dari kelebihan.

Bahwa orang yang masih menyiksa dirinya dengan kesadaran mengenai kelemahannya adalah orang yang lemah. Dan begitu dia menerima “Yah! Saya lemah. Yah! Saya hamba yang lemah” lalu berkata:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ
Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi Artinya, “Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi maha agung.”

Aku berserah diri hanya kepada-Mu Ya Allah., maka kita menjadi pribadi yang lebih kuat.

Lalu kita menyadari, bahwa dulu kita telah melakukan kedzaliman, dan sekarang kita telah menyadarinya. Dan katakan pada diri antum, “Yah~dulu saya pernah berbuat itu, tetapi sekarang saya sudah hijrah dan berupaya menjadi pribadi yang lebih baik.”

لا إلهَ إلا أنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظّالِمِيْنَ
(Laa ilaaha illa anta subhaanaka inni kuntu minaz zholimin.)
Maksudnya: Tiada Tuhan melainkan Engkau (ya Allah)! Maha Suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah dari pada orang-orang yang menganiaya diri sendiri.

اللهُمَّ لا سَهْلَ إلا مَا جَعَلتَهُ سَهْلا وَ أنتَ تَجْعَلُ الحزْنَ إذا شِئْتَ سَهْلا
(Allahumma la sahla illa ma ja’altahu sahla wa anta taj’alul hazna iza syi’ta sahla)
Maksudnya: “Ya ALLAH, tiada kemudahan melainkan apa yang Engkau jadikan mudah dan perkara yang susah boleh Engkau jadikan mudah apabila Engkau mengkehendakinya.”

Maka mudahkanlah perjalanan Hijrah-kami Ya Allah, bimbinglah hati kami agar senantiasa ikhlas atas ketetapan-Mu, dan jadikanlah kami pribadi yang kuat, yang siap membela Din-Mu Ya Allah

stiqomahTanpaBatas
Lebih baru Lebih lama