Jika Sudah Ada Sinyal Tidak Cocok Saat Taaruf, Apakah Harus Dilanjut?
Jika melihat data penyebab perceraian pada tahun 2019 dan 2020 kita akan menemukan faktor perselisihan dan pertengkaran terus-menerus menduduki peringkat pertama. Faktor itu memiliki jumlah 244.452 di tahun 2019 dan 151.863 di tahun 2020. (Kumparan)
Banyak nasihat yang mengatakan bahwa pertengkaran, kebimbangan, dan keinginan untuk mundur saat sudah mempersiapkan pernikahan adalah ujian calon pengantin. Namun, tentu saja ini harus diimbangi dengan pemikiran yang matang, mencari tahu apa alasan dan penyebab perasaan itu terjadi.
Jika memang hanya merasa bimbang karena pikiran-pikiran sendiri, maka sebaiknya kamu membicarakan itu pada pasangan. Ajak pasangan berdiskusi dan katakan kecemasanmu atau mintalah saran kepada orang tua.
Namun, jika keresahan itu berasal dari sikapnya padamu, bisa jadi kamu harus mempertimbangkan ulang apakah bisa menikah dengannya atau tidak. Alih-alih hanya berpikir bahwa barangkali dia akan berubah, undangan sudah disebar, atau bagaimana tanggapan keluarga terhadap keputusan itu dan mereka bisa jadi menanggung malu.
Kesampingkan itu dahulu, karena ini adalah hidupmu, kamu yang akan menjalaninya. Ucapan orang lain bisa ditepis dengan keyakinan bahwa kamu telah memilih keputusan yang terbaik, tetapi kegagalan dan bertahan dengan orang yang salah akan menyakiti hatimu dengan amat sangat. Orang tua memang akan sedih jika kamu membatalkan pernikahan, tetapi mereka akan lebih sedih melihat jiwamu hancur.
Menikah bukan hanya masalah resepsi dan ucapan manusia lain, tetapi keinginan untuk membersamai sehidup semati, tidak masalah jika harus lebih berhati-hati. Inilah alasan kenapa kamu harus berpikir ulang jika merasa tidak cocok saat sudah melalui proses taaruf dengan baik.
- Manusia tidak mudah berubah dan jangan berharap untuk itu
Berharap manusia berubah itu tidak mudah, itulah karakter yang terbentuk sejak mereka lahir hingga hari di mana kalian bertemu dan mungkin juga sampai kapan pun. Kamu tidak bisa mengubahnya, jika bisa pasti memerlukan waktu lama. Jika dia berubah karena telanjur mencintaimu, bagaimana jika suatu hari perasaan itu tidak sekuat saat ini untuk menjadi alasannya berubah?
Terlalu berisiko untuk mengorbankan masa depan pernikahan yang kamu idamkan kepada manusia, yang kamu sendiri tahu jika hati bisa berbalik seratus delapan puluh derajat kapan pun.
- Jika dia tidak tertarik denganmu dan hanya membicarakan apa yang dia kehendaki saja
Jika dia hanya peduli dengan opininya tanpa memedulikan opinimu itu berarti dia mau kamu yang ada di kepalanya. Bukan kamu yang ada di hadapannya. Dia mencari seseorang untuk memuaskan ekspektasinya, dan manusia tidak bisa memuaskan setiap ekspektasi manusia lain. Jika suatu hari dia kecewa karena kamu tidak mau menjadi apa yang dia mau, bayangkan bagaimana dia akan kecewa padamu.
Lalu kamu sendiri, apakah kamu sanggup seumur hidup menjadi manusia lain yang bukan dirimu sesungguhnya? Apakah kamu siap dicintai sebagai bukan dirimu?
Semua manusia punya pilihan di tangannya, tetapi tidak semua manusia mau memakainya karena takut, takut melewatkan sesuatu yang saat ini terlihat sebagai hadiah dari Allah itu. Padahal jika sesuatu itu terlalu berat kita genggam hanya untuk membuatnya tetap ada di hidup kita, itu memang pertanda harus dilepaskan.
Begitu juga dia yang kamu merasa antara mampu dan tidak mampu, antara dia mau bertahan dan tidak hanya karena kamu tidak melakukan sesuatu yang dia mau dan tidak kamu mau.
- Tidak setuju tentang hampir semua pemikiranmu
Dasar dari pertengkaran adalah perbedaan pendapat yang sangat jauh—ingat, kan, apa faktor terbesar perceraian di awal tulisan ini tadi?—yang mana sebetulnya wajar menjadi berbeda. Apalagi kalian berasal dari keluarga yang berbeda.
Namun, jika perbedaan itu tidak bisa dikompromikan, meski sudah saling berbicara dari hati ke hati, ya berarti kalian tidak satu jalan. Karena untuk apa salah satu memendam pemikirannya dan mengalah hanya agar semua berjalan lancar sampai hari H saja? Padahal yang paling penting adalah proses menjalani pernikahan itu, yang mana di sini dibutuhkan keterbukaan satu sama lain, kesamaan pemikiran dalam menentukan langkah selanjutnya, dan tentu akan lebih melegakan jika kita bisa saling berbagi pikiran dengan teman hidup bukan?
Jika sampai di sini kamu merasa semakin bimbang, tentu saja kamu perlu membicarakan keputusan ini baik-baik, ajak orang tuamu bicara dan bicarakan kepada pihak calon dengan baik dan benar. Utarakan alasanmu yang sebenarnya, katakan saja, mau alasan itu baik atau tidak sebetulnya akan tetap menyakitkan. Apabila mereka kecewa, tidak mengapa, kekecewaan itu justru akan disyukuri di kemudian hari di saat kalian berdua masing-masing telah mendapatkan jodoh yang tepat.
Ini memang sulit, butuh pertimbangan yang baik, berdoalah dan meminta jawaban kepada Allah. Jika mundur adalah jalan terbaik yang kamu dapatkan sebagai jawaban dari keraguan itu, maka mudah-mudahan proses memberitahu calon pasangan dimudahkan dan dilapangkan hati kedua belah pihak.
Sekali lagi tidak apa-apa, jangan menghukum dirimu sendiri. Hati yang resah juga merupakan pertanda dari Allah. Yakinlah bahwa jodoh tidak akan melewati manusia.
Semoga hatimu dilapangkan ya.