8 Strategi Investasi Saham Warren Buffett
Warren Buffett dikenal sebagai salah satu investor hebat di dunia. Banyak investor yang mencoba mengikuti strategi investasi orang terkaya keempat di dunia itu.
Buffett mempertimbangkan dengan matang perusahaan yang dia beli. Hal ini membuat perusahaan-perusahaan pilihannya tidak mudah terguncang ketika memasuki masa sulit. Ia juga mempertimbangkan tren industri untuk lebih dari satu dekade ke depan.
Berikut ini delapan strategi yang bisa dicontek investor agar dapat berinvestasi dengan tepat:
1. Fokus pada apa yang Anda ketahui dan yang mudah Anda pahami
Bidang utamanya adalah asuransi, industri, peralatan serbaguna, dan rel kereta. Perusahaan terbesar yang dimilikinya begitu banyak dikenal, seperti American Express, Coca-Cola, Wells Fargo, dan IBM. Juga Heinz, GEICO, Fruit of the Loom, Netjets, serta selusin lebih perusahaan perhiasan, furnitur, dan retail.
Jadi berinvestasilah pada bidang yang Anda minati, kuasai, dan berfokus pada produk-produk yang Anda gunakan. Berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang terhubung dengan profesi awal Anda juga cara lain yang jitu.
2. Memiliki pandangan jangka panjang
Buffett pernah berkata, kepemilikan sahamnya di sebuah perusahaan adalah untuk selamanya. Ia pertama kali berinvestasi di Coca-Cola pada 1988, dan tak pernah menjual satu lembar pun sahamnya setelah itu. Buffett juga masih memegang American Express, meski telah melewati masa-masa sulit.
3. Hanya berinvestasi pada manajemen yang bersih
Buffett tidak beinvestasi di perusahaan dengan manajemen yang acak – acakan. Bahkan, ketika membeli sebuah perusahaan yang gulung tikar, ia memilih agar manajemennya juga ikut. Buffett pernah mengatakan, "Butuh waktu 20 tahun untuk membangun sebuah reputasi, dan lima menit untuk menghancurkannya."
4. Bertindak ekstrem pada waktu yang tepat
Selama masa depresi besar, ia mengambil strategi, "Takut ketika orang lain serakah, dan serakah ketika orang lain takut." Ini berarti berinvestasilah dengan semangat ketika pasar sedang remuk. Rekam jejak Buffett terbukti saat menyelamatkan perusahaan-perusahaan yang terkena resesi, seperti Bank of America, Goldman Sachs, General Electric, dan Dow Chemical.
5. Berinvestasi pada nilai dan harga yang tepat
Buffett percaya pada investasi nilai dan ia adalah penganut teknik valuasi Benjamin Graham. Buffett biasanya memilih perusahaan-perusahaan dengan kepemilikan utang yang rendah dan return of equity yang tinggi. Buffett menyukai investasi di perusahaan yang menawarkan dividen dan buyback saham.
6. Menjaga dana cadangan
Seorang investor harus menjaga dana cadangan. Dana cadangan ini membuat investor dapat mengejar peluang investasi, sekaligus menyediakan bantalan bagi hal-hal yang tidak terduga. Dana cadangan inilah yang selalu dimasukkan Buffett pada laporan tahunannya.
7. Tahu kapan membeli
Membeli saham secara perlahan dan teratur dari waktu ke waktu. Contohnya, ia telah secara konsisten membeli saham Wells Fargo sejak masa resesi dan menambahkan secara bertahap kepemilikannya. Ia tidak senang memborong saham pada sekali waktu.
8. Ketahui kapan Anda membuat kesalahan
Terkadang kesalahan terjadi di luar kehendak kita. Buffett pernah bercanda tentang bagaimana ia berharap seandainya tidak pernah menjual sahamnya yang besar di Walt Disney. Berkshire juga pernah memiliki sebuah saham bernilai miliaran dolar AS di Procter & Gamble (P&G) melalui merger antara P&G dan Gillette. Namun Buffett merasakan waktu telah berubah dan ia pun akhirnya memutuskan untuk melepas P&G.