Taaruf Lancar Apakah Pas Akad Lancar?...

Ekspektasi yang sering muncul ketika usai melaksanakan taaruf dengan lancar; mereka bepikir telah menemukan pasangan yang cocok dan pernikahan akan otomatis berjalan lancar. Namun, benarkah demikian adanya? Faktanya tidak begitu, karena mau bagaimanapun yang namanya menikah adalah perjalan belajar seumur hidup. Bedanya sekarang belajar bersama pasangan, bedanya kalau dulu ketika sendiri kamu bisa tidak suka terhadap orang lalu mengabaikannya, sekarang tidak bisa demikian.


Karena kamu dan dia tinggal di satu atap, yang paling penting sih kalian sudah berlayar menggunakan kapal yang sama. Jadi, bagaimana dong kalau dua orang yang berlayar dalam satu kapal tidak mau mengenal pasangannya? Bubar jalan. Ya cara satu-satunya harus ada yang terjun ke laut atau tetap diam di tempat sampai stok makanan habis, keduanya bahaya, sama-sama menyebabkan kematian. Itu tadi adalah ilustrasi dalam hubungan, realitasnya yang mati adalah hubungan itu.
Karena kamu dan dia tidak mempunyai pola asuh yang sama sejak kecil, pasti asuhan itu membentuk sebuah karakter atau luka-luka masa lalu yang belum selesai. Luka ini ada di alam bawah sadar kalian, sehingga ketika ada sebuah pemicu dan luka itu muncul ke permukaan, pada saat itu juga kamu belum sadar. Mungkin nanti akan sadar setelah emosi stabil dan kamu dapat berpikir. Namun, ini pasti terjadi lagi dan lagi jika tidak diatasi.


Yang membahayakan, kamu dan dia jadi merasa jika persiapan selama taaruf percuma. Padahal kalian sudah berbicara banyak hal, menjelaskan visi misi sampai kebiasaan, tetapi kenapa saat menjalaninya terasa lebih berat? Padahal usai berdialog selama taaruf, kalian merasa bisa saling memahami satu sama lain.
Jadi apakah persiapannya kurang? Tidak, kamu dan dia sebetulnya sudah saling berusaha semaksimal mungkin, tetapi pola asuh yang berbeda, cara komunikasi yang berbeda, dan belum menemukan cara untuk saling berkomunikasi inilah yang membuatnya menjadi tidak semudah yang dipikirkan.


Ya wajar saja, sebab saat melakukan kegiatan super sibuk sehari-hari, manusia menjalaninya sebagai rutinitas sehingga kesadaran lebih lemah dan tidak siaga, jadi walau di masa taaruf dia punya kesadaran tentang A, tetapi praktiknya tidak demikian, mungkin saja itu adalah bentuk pola asuh yang timbulnya tidak disadari. Ya wajar saja, apalagi kamu dan dia baru saja mengenal dan masih punya proses yang panjang untuk saling mengetahui hal-hal penting dari satu sama lain.


Lalu apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi?
Sebetulnya tidak ada yang salah, kamu dan dia hanya perlu menyamankan diri satu sama lain dalam perbedaan. Menyamakan pendapat tentang satu dan lain hal yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari, tetapi jika tidak sepaham terus-menerus juga membuat kesal.


Bicarakan tentang pola asuh kalian berdua
Kamu dan dia bisa saling membicarakan luka-luka dari masa lalu yang berdampak besar terhadap karakter saat ini. Luka-luka masa lalu yang menimbulkan ketakutan untuk kalian berdua, entah ketakutan itu aktif meski kalian sadar, atau muncul tanpa disadari pada saat sedang terjadi. Hal ini bisa membuat kamu dan pasangan saling mempersiapkan diri dan tahu apa yang terjadi, tahu apa yang harus dilakukan saat salah satu dari kalian mengalaminya.
Jadi kamu dan dia tidak hanya tahu salah satu dari kalian hobi marah-marah, tetapi tahu jika ada alasan di baliknya. Misalnya ketika pasangan diam, kamu merasa dia marah padamu, kamu merasa punya salah, dan itu membuatmu ketakutan. Dari rasa takut itu bisa timbul kemarahan karena kamu tidak suka dibuat takut. Itu terjadi karena semasa kecil kamu selalu di-treatment dengan diam ketika orang tua marah.


Mungkin kamu dan pasangan tidak selalu cepat tanggap, tetapi setidaknya ketika perasaan sudah stabil kalian dapat merenungkannya.


Cari cara untuk menyampaikan sesuatu dengan baik
Maka, jika pasanganmu yang memiliki ketakutan akan diamnya seseorang, kamu bisa mengambil inisiatif dalam memberitahunya atas perasaan tidak menyenangkan yang kamu rasakan. Misalnya saja kamu diam karena sedang ada masalah di kantor, katakan saja kepadanya apa yang terjadi dan waktu yang kamu butuhkan untuk menyendiri. Ini akan jauh lebih membuatnya merasa dihargai. Ia akan dengan senang hati memberimu ruang untuk bernapas.
Jika kamu memang diam karena marah, ada baiknya katakan apa yang membuatmu marah jangan hanya diam. Toh, daripada rasa kesalmu, hubungan kalian jauh lebih berarti. Iya, kan? Dia adalah seseorang yang berarti, oleh karena itu Allah takdirkan kalian bertemu dalam ikatan yang suci.


Maka, mungkin walau prosesnya amat lancar selama taaruf dan kamu merasa sejalan dan cocok dengannya, bukan tidak mungkin jika banyak kendala saat di awal pernikahan. Itu bukan sebuah kesalahan, itu juga bukan berarti dia ternyata menyebalkan, kamu hanya perlu mengenalinya.


Mudah-mudahan jika kamu membacanya sebelum atau sedang taaruf, kamu menemukan seseorang yang mau belajar bersama-sama tentang karakter dan luka masa lalu yang terjadi akibat pola asuh orang tua masing-masing.

Lebih baru Lebih lama