Katanya Menikah Jangan Terlalu Di Pikirkan Lakukan Saja

Kalau terlalu dipikirkan nanti tidak jadi menikah, kalau terlalu dipikirkan nanti jadi takut, kalau terlalu dipikirkan nanti kelamaan. Betul bahwa menikah merupakan penyempurna separuh agama yang apabila kedua belah pihak sudah siap, untuk apa lagi ditunda-tunda? Namun, kalimat ini tidak dapat digunakan begitu saja dalam segala situasi dan kondisi.


Sebab setiap orang berbeda, memiliki kadar kedewasaan dan kesiapan yang tidak sama. Bagaimana mungkin kalimat itu dapat dipukul rata untuk semua orang? Masing-masing dari manusia itu sendirilah sebetulnya yang dapat menilai apakah diri mereka sudah siap atau belum. Namun, bisa jadi mereka tidak menghiraukannya karena terlalu banyak afirmasi positif yang beracun seperti kalimat-kalimat di atas.


Maka untuk kamu yang menemukan tulisan ini, bisakah duduk sejenak, simpan opinimu di akhir nanti. Karena penulis tidak melabeli tulisannya sebagai yang paling benar, tetapi sebagai pertimbangan saja terhadap hal-hal yang mungkin tidak pernah kalian pikirkan sama sekali.


Mengapa pernikahan perlu disiapkan sebaik mungkin? Seperti adanya proses taaruf dalam islam sebelum menikah, yang berarti mempersiapkan diri untuk mengenal satu sama lain dengan pasangan. Ini berarti islam sendiri sudah mengatur sedemikian rupa bahwa pernikahan harus dipersiapkan dengan maksimal sesuai tujuan dari manusia itu sendiri dalam menikah.


Jadi perkataan, “Jangan terlalu banyak mikir, nantinya kalau sudah nikah akan timbul naluri alami dalam berumah tangga.” Itu tidak sepenuhnya benar. Sebab :


1. Tetap saja ada masa penyesuaian
Jika kita melompati fase ini yang merupakan kelebihan atau hak yang diperoleh oleh masing-masing calon selama taaruf, berarti kita perlu menyesuaikan diri setelah menikah. Bisa jadi ternyata ada satu dua hal yang tidak dapat ditoleransi atau malah kita masih sibuk penyesuaian padahal sudah diberi rezeki berupa momongan. Maka saat sudah ada anak lahir di antara keduanya, energi dan pikiran fokus untuk menyesuaikan diri dengan pasangan padahal seharusnya fokus kepada anak.


2. Yang menikah tanpa persiapan matang pun pada akhirnya tetap bahagia
Semua orang akan memperlihatkan kebaikan dan kebahagiaan saja, untuk apa menunjukkan kesusahan yang justru berpotensi menjadi bahan tertawaan untuk orang lain. Meskipun mereka akhirnya menikah dan bahagia, tetap saja melewati banyak penyesuaian di dalamnya yang tidak akan pernah ditunjukkan selain kepada orang yang dipercaya.


3.Terlalu mahal mempertaruhakan perrnikahan dengan sesuatu yang tidak bisa dinilai
Masih berhubungan erat dengan poin kedua, ketika melihat pasangan lain yang menikah tanpa persiapan matang  dan menjadikan itu sebagai sebuah cermin, maka bukankah itu berarti mempertaruhkan pernikahan pada sesuatu yang tidak bisa dinilai? Bukankah karena ini merupakan momen bersejarah yang inginnya satu kali seumur hidup berarti membutuhkan kehati-hatian?


4.Mempersiapkan diri jauh hari
Mereka yang hendak menikah memang alangkah baiknya terus memperbaiki diri bahkan sebelum bertemu dengan pasangan. Inilah bisa menjadi alasan kenapa ada pasangan yang tak perlu waktu lama untuk memutuskan menikah, bisa jadi mereka telah mempersiapkan diri terlebih dahulu secara lahir maupun batin jauh-jauh hari. Jadi jika selama taaruf yang singkat itu menemukan kesamaan dalam berrpikir atau visi dan misi yang sama, ya tinggal melangkah saja.
Orang-orang yang sudah memaksimalkan diri untuk menjadi versi terbaik dari dirinya cenderung lebih siap dalam menghadapi medan apa pun di depan sana. Sehingga ketika bertemu dengan pasangan yang tepat mereka sudah siap untuk berjuang bersama-sama.

 

Bukankah lebih baik mempersiapkan dengan baik, memperlama sedikit saja waktu yang dibutuhkan untuk memikirkan satu dan lain hal yang penting sebelum beranjak ke tempat yang tidak akan pernah bisa dicari pintu keluarnya itu?


Jadi, untuk kamu yang masih memikirkan langkah selanjutnya untuk mulai membuka diri dalam menerima seseorang atau sedang di fase mencari jawaban dari pertemuan dengan pasangan taaruf. Tidak apa-apa untuk mengambil jeda lebih lama jika ada beberapa yang masih mengganjal.


Mudah-mudahan saat ini hatimu disabarkan dan diberi kemudahan dalam menentukan, mudah-mudahan pasangan taarufmu juga sabar menanti keputusan. Karena siapa pun yang tidak dapat menantimu, maka dia tidak cocok bersamamu.

Lebih baru Lebih lama